Minggu, 24 Oktober 2010

Tanda Cinta Kepada Ilahi

Orang yang di dalam hatinya telah tumbuh benih-benih cinta kepada Allah, akan memiliki tanda-tanda tertentu. Tanda atau ciri-ciri tersebut bisa berlainan pada tiap orang, tergantung tingkatan cintaNya kepada Allah. Tanda-tanda orang yang mencintai Allah antara lain:

1. Gemetar hatinya ketika disebut nama Allah
Tanda yang pertama adalah gemetar hatinya ketika disebut nama Allah. Hati yang gemetar ini disebabkan oleh beberapa hal, adakalanya disebabkan karena saking takutnya kepada Allah, dan sadar akan kekurangan diri, sehingga menyebabkan hati tergetar. Bisa juga karena kerinduan yang begitu mendalam. Sudah semestinya orang yang jatuh cinta, pasti selalu merindukan kekasihnya. Sehingga ketika ia mendengar nama Allah, entah itu berasal dari suara adzan, bacaan Al-qur’an atau yang lainnya, hatinya langsung bergolak dan memberontak, seakan tak sabar ingin bertemu dengan Kekasihnya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(Q.S: 8. Al-Anfal: 2)

(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.(Q.S: 22.Al-Hajj: 35).

Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (Q.S. 39. Az-Zumar: 23)


2. Selalu berdzikir setiap saat
Para kekasih Allah selalu berdzikir sepanjang waktu. Lalu apakah mereka hanya menghabiskan waktunya hanya untuk berdzikir, dan tidak melakukan apa pun? Tidak. Hati para pencinta telah disinari dengan cahaya cinta yang berasal dari hadrat Ilahiyah. Cahaya itu yang akan selalu menuntun untuk berdzikir. Mereka mampu berdzikir dalam keadaan apapun, baik ketika duduk, berdiri maupun berbaring. Apapun aktivitasnya, tidak akan membuat lupa kepada Allah. Sebab dzikir mereka selalu diiringi oleh dzauq, perasaan rindu yang mendalam kepada Allah.

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(Q.S: 3. Ali Imran: 191)

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S 4. Al-Maidah: 103)

3. Sering menangis karena rindu atau takut kepada Allah
Hati yang dirundung rindu pada Kekasih, namun kekasih yang dirindukan tak jua dapat ditemui, akan menyebabkan airmata mengalir. Kerinduan yang mendalam itulah yang menyebabkan para pencinta Allah sering menangis. Juga karena takut, mengingat segala amal yang dilakukan. Sadar diri akan segala kekurangan.

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.(Q.S. 17. Al-Isra’:109

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.(Q.S: 19. Maryam: 58).

Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. (Q.S. 17. Al-Isra’:107)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis kerana takut kepada Allah sehingga susu itu dapat kembali ke teteknya - menunjukkan suatu kemustahilan. Tidak akan berkumpullah debu fi-sabilillah itu dengan asap neraka Jahanam."
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih) [Riyadhus Sholihin hadits ke 447]

Dari Abu Umamah, iaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala daripada dua titisan dan dua bekas. Dua titisan itu ialah titisan airmata kerana takut kepada Allah dan titisan darah yang dialirkan fi sabilillah. Adapun dua bekas iaitu bekas luka fi-sabilillah dan bekas dalam mengerjakan kefardhuan dari beberapa kefardhuan Allah Ta'ala - semacam bekas sujud dan lain-lain." (Diriwayatkan Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan). [Riyadhus Sholihin hadits ke 454]

Dari Abdullah bin asy-Syikhkhir r.a., katanya: "Saya mendatangi Rasulullah s.a.w. dan beliau sedang bersembahyang dan dari dadanya itu terdengar suara bagaikan mendidihnya kuali kerana beliau sedang menangis." (Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dalam asy-Syamail dengan isnad yang shahih)[Riyadhus Sholihin hadits ke 449]

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Ada tujuh macam orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya sendiri - yakni hari kiamat, iaitu imam - kepala atau pemimpin - yang adil. Pemuda yang membesar -sejak kecilnya - dalam beribadat kepada Allah, orang yang hatinya tergantung - sangat memerhatikan -kepada masjid-masjid dua orang yang saling cinta-mencintai kerana Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, orang lelaki yang diajak oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan berparas cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya saya ini takut kepada Allah," - demikian pula sebaliknya, iaitu wanita yang diajak lelaki lalu bersikap seperti di atas, juga orang yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu disembunyikan sedekahnya itu sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya." (Muttafaq 'alaih) [Riyadhus Sholihin hadits ke 448]

4. Mencintai Allah SWT melebihi apapun yang ada di dunia ini
Bagi para kekasih Allah, dunia hanyalah tempat untuk berbakti kepada Allah. Tidaklah pantas menambatkan hati kepada dunia. Yang paling berhak atas hati manusia adalah Allah. Sehingga para kekasih Allah menempatkan cinta kepada Allah di atas segala cinta. Mereka mencintai makhluk Allah hanyalah sebatas menjalankan perintah Allah. Misalnya, mencintai suami atau isteri, orangtua, anak, sahabat dll.


Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itumengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. 2. Al-Baqarah: 165)

5. Mencintai Nabi Muhammad dan menjalankan syari’at dan sunnah Nabi
Apabila orang ingin mencintai Allah, maka harus mengikuti jejak tauladan yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad. Karena Beliaulah kekasih yang paling dicintai Allah. Tidaklah mungkin manusia dapat menggapai cinta Allah tanpa melalui tuntunan Nabi Muhammad. Jadi, mencintai dan meneladani Rasulullah menjadi syarat mutlak, bagi orang yang mengharap cinta Allah. Apabila ada orang yang mengaku kekasih Allah, tapi perbuatannya menyimpang dari jalan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad, maka orang tersebut bohong! Karena para kekasih Allah yang sejati, selalu meneladani Nabi Muhammad. Setiap yang dilakukan akan selalu dikoreksi, apakah sesuai dengan sunnah Nabi atau tidak. Sehingga terhindar dari jalan sesat yang akan merintangi perjalanan menuju Allah.

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S: 3. Ali Imran: 31)

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).(Q.S: 33. Al-Ahzab: 6).

Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Ada tiga perkara, barangsiapa yang tiga perkara itu ada di dalam diri seseorang, maka orang itu dapat merasakan manisnya keimanan iaitu: jikalau Allah dan RasulNya lebih dicintai olehnya daripada yang selain keduanya, jikalau seseorang itu mencintai orang lain dan tidak ada sebab kecintaannya itu melainkan kerana Allah, dan jikalau seseorang itu membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka." (Muttafaq 'alaih) [Riyadhus Shalihin Hadits ke 374]

6. Cinta kepada keimanan dan membenci kekafiran
Para kekasih Allah sangat mencintai keimanan, dan mmandang indah keimanan. Sehingga segala amal ibadah dilakukan dengan tulus ikhlas, terhindar dari keterpaksaan, riya’ dll. Sebaliknya mereka sangat membenci kekafiran, karena akan membuat mereka jauh dari Kekasih yang dirindukannya. Berbeda dengan orang munafik, yang melakukan ibadah dengan pamrih tertentu, atau hanya sekedar ingin dilihat orang.

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (Q.S: 49. Al-Hujurat: 7).

7. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir, namun bersikap lembut terhadap orang mukmin, berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut dicela
Para kekasih Allah selalu memperjuangkan agama Islam dengan gigih, tidak rela apabila agamanya diinjak-injak oleh orang kafir. Selalu berjihad dijalan Allah. Jihad tidak selalu berarti perang, karena setiap zaman mempunyai tantangannya sendiri. Jika perang menjadi solusi terbaik, maka mereka tidak akan gentar untuk berperang. Namun tidak selamanya orang kafir menginjak-injak Islam dengan peperangan. Para kekasih Allah akan selalu berjihad mempertahankan Islam sesuai dengan konteks tantangan zaman, dan sesuai bidang mereka masing-masing.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.(Q.S: 5. Al-Maidah: 54).
8. Istiqomah dalam beribadah dan bertaubat
Jika ingin menuju Allah, istiqamahlah jawabannya! Para kekasih Allah selalu menjalani segala amal ibadah dengan ikhlas dan istiqamah. Selalu memperbaiki kekurangan, dan bertaubat jika berbuat dosa.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.(Q.S: 46: Allah SWT-Ahqaf 13).

Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (Q.S. 41. Fusshilat: 6)

9. Menganggap besar dosa sekecil apapun, dan menganggap sedikit amal yang telah diperbuat.
Para kekasih Allah sangatlah berhati-hati dalam bertindak. Dosa sekecil apapun yang dilakukan, maka akan segera bertaubat.

(ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal Dia pada sisi Allah adalah besar. (Q.S. 24. An-Nur: 15)

10. Merasakan dzauq
Dzauq adalah sebuah perasaan rindu, rindu yang bersatu padu. Perasaan ini muncul apabila seseorang telah ditarik oleh Allah dengan cahaya waridNya. Akibat yang ditimbulkan oleh dzauq sangat bermacam-macam. Adakalanya sangat senang, tetapi kadang sangat sedih. Apabila dzauq ini dituruti, maka terkadang akan membawa kepada sakar. Sakar adalah mabuk cinta. Nabi Muhammad sangat sering mangalami dzauq, pernah suatu hari, ketika sedang asyik dalam dzauq, ‘Aisyah menghampiri beliau. Lalu Nabi bertanya,
“Engkau siapa? “Aisyah”
“Aisyah siapa? “Aisyah putrid Abu Bakar Shiddiq”
“Siapa Abu Bakar Shiddiq”? Abu Bakar Shiddiq adalah sahabat Nabi Muhammad.
Kemudian Nabi terdiam. Aisyah tahu bahwa ketika itu Nabi Muhammad ‘sedang tidak dengan dia’. Karena Nabi sedang berada dalam kondisi dzauq yang sangat

Penghapal al-Qur'an

Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong setiap muslimin dan muslimah untuk menghafal Al Quran, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu`:
 
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuhyang mauh runtuh “[4].

Dan Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghafalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain. Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al Quran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW :

“Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai pulan?” ia menjawab: aku telah hafal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda:

“Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari Al-Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudia ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hafalan Al-Quran— adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik “[5].
Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati-pun, Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghafal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud.

Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghafal Al Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya, karena dengan hafalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu. Di antara sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik. Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata:
 
"...Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan “[6].

Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghafal dan ahli Al Quran saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al Quran.

Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
 
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” [7].

Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghafal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil. Dan dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghafal Al Quran semenjak kecil.
Ibnu Mas`ud berkata:

“Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT ”[8].

Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan berkah. Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa At Tarhib dengan kata: “ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.
---------------------------------

[4] Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata: hadits ini hasan sahih.
[5] Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta
oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaan
2126), dan dalam sanadnya ada `Atha, Maula Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpercaya kecuali oleh Ibnu
Hibban.
[6] Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia menilainya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi (1/553).

Rabu, 20 Oktober 2010

Melapangkan Hati


Saudaraku....., faktor terbesar yang dapat melapangkan hati manusia adalah ketauhidan. Semakin sempurna, kuat dan meningkat tauhid seseorang, maka akan semakin sempurna, kuat dan meningkat pula kelapangan hati orang tersebut.
        Alloh swt. berfirman:
"...Barangsiapa yang Alloh menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan hatinya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Alloh kesesatannya, niscaya Alloh menjadikan hatinya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Alloh menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.."

   Dan sabda Nabi saw :

 “Apabila cahaya telah masuk ke dalam hati, maka hati itu  akan menjadi luas dan lapang.”


Adapun perkara-perkara yang dapat melapangkan hati adalah: Cahaya yang dilimpahkan Alloh kedalam hati seseorang, yaitu cahaya keimanan yang membawa seseorang dapat melaksanakan dan mentaati apa yang diperintahkan dan menghindari apa larangan-Nya secara mantap.
 
Selanjutnya adalah Ilmu. Dengan ilmu yang luas dan selalu ditingkatkan kadarnya, maka seorang hamba akan lebih merasa lapang dan luas pula hatinya. Namun demikian, dalam hal ini bukan sembarang ilmu yang dapat mewujudkan hal tersebut, melainkan hanya ilmu yang diwarisi oleh Rosululloh saw. (yaitu ilmu agama).

Kemudian hal-hal yang dapat melapangkan hati seorang hamba adalah dengan Kembali ke jalan Alloh. Dengan mengambil langkah kembali ke jalan Alloh yaitu menjalani hidup sesuai dengan yang disyariatkan oleh-Nya melalui utusan-Nya, maka seseorang akan memiliki kelapangan hati yang luar biasa. Karena kembali ke jalan Alloh memiliki efek yang sangat menakjubkan dalam memperbaiki hati. Semakin kuat rasa cinta kepada Alloh, maka akan semakin lapang rasa di hati.

Selain itu untuk mencapai kelapangan hati, maka seorang hamba haruslah melanggengkan dzikir, berbuat baik terhadap sesama makhluk Alloh dan memberikan sesuatu yang bermanfaat baik dengan materi, pengaruh, tenaga, maupun aneka macam kebaikan lainnya. Begitu juga hal yang perlu diperhatikan adalah keberanian dalam melaksanakan segala perintah agama-Nya, seorang pemberani akan selalu lapang hatinya. Sedangkan kegembiaraan jiwa dan kenyamanan hati tidak akan bisa dimiliki oleh orang yang penakut dan orang-orang yang bakhil/kikir. Juga tidak akan dapat dimiliki oleh orang yang berpaling dari Alloh, lalai mengingat-Nya, tidak mengenal-Nya dan tidak mengenal agama-Nya, terlebih hatinya selalu bergantung kepada selain Dia.

Saudaraku, adapun hal-hal penting yang telah disebutkan diatas dalam mencapai kelapangan hati, maka faktor yang sangat berpengaruh dan tidak boleh ditinggalkan adalah dengan cara membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela, menghindari pandangan yang berlebihan, ucapan yang berlebihan, pendengaran yang berlebihan, pergaulan yang berlebihan, makan yang berlebihan dan tidur yang berlebihan.

Dan semoga yang Maha Kuasa selalu memberikan kemantapan keyakinan dalam hati kita semua….Amin.