Rabu, 13 April 2011

Mandikan aku bunda..............



Di bawah ini adalah salah satu contoh tragis. Mudah2an bisa jadi bahan renungan untuk kita semua... Sering kali kita tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya ..................

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. 

Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan  mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk  ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon.  Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.

''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya.

Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.  Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak  dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut. 

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga. 

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya. 

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri. 

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?'' Saya diam saja. 

Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja. 

Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua. 

Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong. Hal yang nampaknya sepele sering kali  menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat. Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya. Akan masih  ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu. Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang  yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada. Pelajaran yang sangat menyedihkan. Semoga yang membacanya bisa mengambil makna yang terkandung dalam kisah tsb.

Semoga Alloh Ta'ala selalu memberi kebahagiaan pada kita semua............. amiiin  ^_^

Selasa, 22 Maret 2011

Berapa gaji abi....???



Seperti biasa Ikhsan, Tenaga Ahli di sebuah perusahaan swasta  di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Akbar,  putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.  Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Ikhsan sambil mencium anaknya.  Biasanya Akbar memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika  ia akan berangkat ke kantor pagi hari.   Sambil membuntuti sang Abi menuju ruang keluarga, Akbar berkata, "Aku  nunggu Abi pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Abi ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Abi ? Mau minta uang lagi, ya ?"  "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Akbar singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Abi bekerja sekitar 10 jam dan  dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu  dan Minggu libur, kadang Sabtu Abi masih lembur. Jadi, gaji Abi dalam satu  bulan berapa, hayo ?"

Akbar berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara  Abinya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Ikhsan beranjak  menuju kamar untuk berganti pakaian, Akbar berlari mengikutinya. "Kalo satu  hari Abi dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Abi digaji  Rp.  40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Ikhsan  Tetapi Akbar tidak beranjak. Sambil menyaksikan Abinya berganti pakaian,  Akbar kembali bertanya, "Abi, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini  ? Abi capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Abi..." 

Kesabaran Ikhsan pun habis. "Abi bilang tidur !" hardiknya mengejutkan  Akbar. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Ikhsan nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Akbar di  kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Akbar didapati sedang  terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Ikhsan berkata,  "Maafkan Abi, Nak, Abi sayang sama Akbar. Tapi buat apa sih minta uang  malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.
5.000,- lebih dari itu pun Abi kasih" jawab Ikhsan

"Abi, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau  sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Ikhsan lembut.  "Aku menunggu Abi dari jam 8. Aku mau ajak Abi main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Abi itu sangat berharga.  Jadi, aku mau ganti waktu Abi. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-  tapi karena Abi bilang satu jam Abi dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam  aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000,-  makanya aku mau pinjam dari Abi" kata Akbar polos.
Ikhsan pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata.  Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.]

Rabu, 16 Maret 2011

..Terima kasih telah membuatku menangis........

 

"Don't judge a book from its cover", begitulah kata bijak yang sering kita dengar untuk mengingatkan agar kita tidak menilai orang lewat penampilannya, karena penampilan lahiriah bisa menipu kita. Orang yang dari luarnya terlihat hebat, belum tentu memiliki hati dan pemikiran yang hebat. Sebaliknya, orang yang di mata kita terlihat sangat sederhana, belum tentu memiliki hati dan pemikiran yang sama sederhananya.

Pelajaran itu saya alami dari sosok seorang teman di kantor, yang di mata saya dan di mata sebagian teman-teman saya, selama ini terlihat sebagai sosok yang "selengek"an, cuek dan dianggap masih ABG alias Anak Baru Gede.

Usianya memang relatif masih muda, sebut saja namanya Ikhwan. Tingkahnya yang kadang masih seperti ABG, terkadang membuat kami tertawa. Apalagi penampilannya yang jauh dari rapi, terutama rambutnya, yang menurut teman saya itu memang jarang bahkan enggak pernah disisir kalau habis mandi. Kebayang kan...

Awalnya, saya melihat sosok Ikhwan sebagai sosok anak muda lazimnya,yang baru melangkah dewasa. Yang masih senang hura-hura, kongkow-kongkow ke sana kemari sama teman-teman seusianya, tidak seperti teman-teman kantor lainnya, terutama yang laki-laki, yang memang mayoritas sangat religius dan Islami.

Tapi ternyata, anggapan saya itu salah besar! Ketika suatu petang, selepas sholat maghrib saya melihatnya sedang membaca al-Quran, bukan cuma membaca tapi juga mencoba menghapal. Besok-besoknya, saya melihat teman saya itu bertilawah dengan rutin.

Awalnya, saya cuma memperhatikan saja sambil bergumam di dalam hati, "Wah, ternyata ni' anak rajin juga baca Qurannya. Dihapal lagi...." Saya sendiri, membaca Qur'an saja tidak rutin, apalagi kepikiran buat menghapal. Terbersit rasa salut pada teman saya itu, tapi saya tidak pernah bertanya secara langsung tentang kebiasaannya itu. Hingga suatu sore... Ketika saya secara tak sengaja ngobrol panjang dengan teman saya itu, sayapun menangis dibuatnya. Saya menangis karena saya tidak bisa seperti teman saya itu. Saya menangis karena saya iri dengan keikhlasan, kebaikan dan ketaqwaannya sebagai seorang Muslim.

Ternyata, di balik penampilannya yang "selengek"an, teman saya menyimpan pemikiran-pemikiran yang besar, yang begitu peduli dengan kondisi umat Islam selama ini, yang begitu berhati-hati menjaga perilakunya sebagai seorang Muslim dan sangat mencintai serta menghormati ibunya. Subhanallah. ...

Sore itu, teman saya bercerita banyak tentang kehidupannya dan bagaimana al-Quran mengubah jalan hidupnya, menjadi sosok yang sangat mencintai Islam. "Kalau saya melihat orang Islamnya, saya mungkin enggak mendalami Islam, mbak, " kata teman saya itu. "Tapi saya membaca al-Quran dan saya menemukan ajaran-ajaran dalam al-Quran yang begitu menyentuh perasaan saya, " ujarnya. Saya mengangguk-angguk.

"Itulah sebabnya saya selalu mencoba rajin tilawah dan menghapalnya. Mbak tahu kenapa?" tanyanya. Saya cuma menggeleng."Saya ingin menjadi anak yang shaleh, yang bisa menjadi penolong bagi ibunya di akhirat kelak, " ujarnya. Teman saya pun bercerita tentang ibunya dan bagaimana ia sangat mencintai sang ibu dan bercita-cita ingin membahagiakannya. Saya melihat ada yang menggenang di pelupuk matanya, ketika teman saya itu menceritakan tentang sang ibu. Saya cuma diam, tak berkomentar.

"Ada tiga hal yang bisa membuat saya menangis, " katanya lagi."Apa?" tanya saya.  "Pertama, kalau saya mengingat ibu saya. Kedua, ketika saya membaca arti ayat-ayat al-Quran, dan ketiga, ketika saya membaca dan mendengar kisah-kisah perjuangan di Palestina. Saya bisa menangis, karena saya merasa amaliyah saya di dunia ini masih sangat sedikit... " tutur teman saya. Sorot matanya memancarkan kegelisahan.

Kali ini, saya betul-betul merinding mendengar penuturannya. Tiba-tiba saja seperti ada pisau yang amat tajam yang mengiris jiwa saya. Selama ini, tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk menghitung amalan saya di dunia, apakah sudah cukup bekal saya jika sewaktu-waktu dipanggil sang kuasa. Selama ini, saya hanya berempati dengan penderitaan saudara-saudara saya di Palestina, tapi tak pernah menangis memikirkannya. Selama ini, rasanya saya tidak memiliki cinta sebesar cinta yang dimiliki teman saya itu pada sang bunda. Tiba-tiba saja, saya merasa begitu kerdil dan merasa iri melihat cara berpikir teman saya itu yang ternyata lebih dewasa dari usianya.

Saat sholat ashar sore itu, saya betul-betul menangis di hadapanNya, menangisi segala kekurangan, kelemahan dan kebodohan saya selama ini. Memohon ampunan atas segala kesalahan dan sebulat tekad untuk membenahi diri dan menjadi orang yang lebih baik, teriring rasa syukur karena telah memberikan seorang teman yang telah menjadi cermin kebaikan bagi saya.

"Teman, hanya doa yang bisa aku panjatkan, sebagai rasa terima kasih, semoga Allah swt mengabulkan semua cita-citamu dan tetap membimbingmu agar senantiasa menjadi cermin kebaikan bagi orang-orang di sekitarmu... " amiin 



(Catatan kecil dari seorang seorang teman)

......Tuhan Itu Ada....


 
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang : “…Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.

"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku,  jika Tuhan itu ada, Adakah yang   sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan  ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang   akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak,  tapi tidak merespon karena dia, tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Namun beberapa saat setelah dia meninggalkan   ruangan itu dia melihat ada orang di  jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar mlungker-mlungker- istilah  jawa-nya", kotor dan brewok  yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
 
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata :".. Kamu tahu,  sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima: " Kamu kok  bisa bilang begitu ??"."Saya disini  dan saya tukang cukur. Dan barusan saya  mencukurmu!"

"Tidak!"  elak si konsumen. "Tukang cukur  itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti  orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!",  sanggah si tukang cukur. " Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang  ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.

"Cocok!"-kata si konsumen menyetujui." Itulah point utama-nya!. Sama dengan   Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !, Tapi apa  yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU  DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia  ini."
Si tukang cukur terbengong !!!!

Rabu, 09 Maret 2011

Beginilah Cara Rosulullah Melayani Istrinya

 
1. Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

2. Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan ‘Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu
urusan rumahtangga.

3. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.’

4. Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda teramat lapar waktu itu.. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, ‘Belum ada sarapan ya Khumaira?’ (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang bererti ‘Wahai yang kemerah-merahan’) Aisyah menjawab dengan agak serba salah, ‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah baginda.

5. Sebaliknya baginda sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, ‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas dijawab dengan agak gementar, ‘Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga, jadi aku pukul lah dia.’ ‘Aku tidak menanyakan alasanmu,’ sahut Nabi s. a.. w. ‘Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?’

6. Pernah baginda bersabda, ’sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.’ Prihatin, sabar dan rendah hati baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung tidak sedikitpun menurunkan kedudukannya sebagai pemimpin umat..

7. Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan yang sudah melekat dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa kesombongan.

8. Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan ramai maupun dalam kesendiriannya.

9. Pintu Syurga telah terbuka seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih lagi berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah hinggakan pernah baginda terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.

10. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lunak, ‘Ya ‘Aisyah, apakah aku tak boleh menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’


Jumat, 25 Februari 2011

Bayangan Kekasih......Medio Juni 2008



Sahabat....., bayangan sang kekasih yang amat kau cintai, membuatmu merasa asing dan kesepian saat hidup di rumah dan kampung halaman sendiri. Seakan-akan dia tak menghiraukanmu dan tidak pula memperhatikan usahamu. Padahal, engkau berharap sang kekasih akan datang untuk menemuimu.

Tetapi, tampaknya dia tak mengetahui rasa cinta dan gelisahmu. Dia juga tak mengetahui api cinta yang telah membakar seluruh keberadaanmu dan jilatannya yang berkobar-kobar, yang setiap saat akan membuat dirimu berubah menjadi abu!

Sahabat...., sekalipun engkau gelisah dan kebingungan dalam belenggu cinta, dan berharap dapat menjadi tanah yang akan dilintasi sang kekasih, tetapi ternyata dia enggan untuk melintasinya. Ini membuatmu merana, menjerit, dan putus asa. Meski demikian, jangan putus asa dan jangan menampakan rasa gelisah dan sedih hatimu.

Karena didunia ini, dijalan kehidupan ini, selalu terdapat kesenangan dan kesusahan, tebing dan lembah, dibalik malam nan gelap tengah menanti pagi yang cerah dan terang benderang.

Oleh karena itu, jangan hilang harapan, jangan pula merasa sedih dan sakit hati pada pesaing dan pencela. Kemenangan akan segera tiba dan engkau akan meraih keberhasilan. Insya Alloh.

 

Burung-burung merpati
Berdendang menyambut cahaya pagi
Dalam suasana sedih
Di atas dahan pepohonan

Teringat akan kekasihnya,
Dan masa-masa indah yang dilaluinya
Tangisnya sedih dan pilu
Membangkitkan kesedihanku

Barangkali tangisku
Meringankan beban deritanya,
Dan barangkali tangisnya, 
Meringankan beban deritaku.

Kadangkala aku mengeluh
Tapi tak dapat dipahaminya,
Kadangkala ia mengeluh,
Tapi tak dapat aku memahaminya.

Namun............
Dengan kerinduan aku dapat mengenalinya,
Ia pun........,
Dengan kerinduan dapat mengenaliku.

Rabu, 09 Februari 2011

Dialog Antara Rosul Dan Iblis



Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk ? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda : “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”

Kami menjawab : “Allah dan rasulNYA yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata : “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.

Nabi menahannya : “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA berkata : pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata : “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab : “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab : “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu ? Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata : “Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis : “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci ? Iblis segera menjawab : “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya ? “Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi ? “Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi ? “Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi ? “Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya ? “Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa ? “Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya ? “Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu ? “Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab ? “Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan ? “Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib ? “Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat ?

“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa ? “Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa ? “Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji ? “Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran ? “Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah ? “Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu ? “Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu ? “Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu ? “Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu ? “Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu ? “Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu ? “Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu ? “Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu ? “Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu ? “Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas ? “Di bawah kuku manusia.”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya :

“Siapa temanmu wahai Iblis ? “Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu ? “Pezina.”

“Siapa teman tidurmu ? “Pemabuk.”

“Siapa tamumu ? “Pencuri.”

“Siapa utusanmu ? “Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira ? “Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu ? “Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu ? “Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Minggu, 06 Februari 2011

Subhanalloh.....semoga pada insyaf....






On this photo a 18-year old young man who died in one of hospitals of Oman. The corpse of the boy has been dug out from a tomb in 3 hours after his funeral under the insisting of his father. The boy died in hospital and has been buried under the Islamic law and on the same day after obligatory ablution of the body.. However after funeral the father has doubted of the diagnosis of doctors and wanted to identify the true reason of his death.
Di photo ini adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di Oman. Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam di makamkan yang di saksikan oleh ayahnya. Pemuda tersebut meninggal dirumah sakit dan setelah di mandikan di makamkan secara islam di hari itu juga. Tetapi setelah pemakaman ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan untuk di identifikasi kebenaran penyebab kematianya.





Relatives and his friends shocked when they saw the corpse. He was completely different within 3 hours. He turned grey as the very old man,  with traces of obvious tortures and the most severe beating, and  with the broken bones of hands and legs, with the edges broken a, nd pressed into a body. All His body and face were full of bruise. The open eyes-showed hopeless fear and pain. The blood obviously attributes that the boy has been subjected to the most severe torture.
Seluruh kerabat dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat. Mayat tsb begitu berbeda dalam 3 jam. Dia berubah tampak ke abu-abuan seperti orang yang sudah tua, dengan tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras dan dengan tulang-tulang kaki dan tangan yang hancur begitu juga ujung-ujungnya sehingga menekan kebadannya.Seluruh badan dan mukanya memar. Matanya yang terbuka memerlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputusasaan. Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat.

Close relatives of the dead man have addressed to Islamic scientists who have unequivocally declared that it is available results of tomb torture which the Allah (s.w.t) and in the Hadis of Prophet Muhammad (s.a.w) have warned. 
Sebagai penutup dari orang yang meninggal tersebut semuanya di tujukan kepada Ilmu pengetahuan tentang Islam yang mana tidak dapat dipungkiri lagi keterangannya bahwa siksa kubur itu benar adanya seperti yang di peringatkan oleh ALLAH SWT dan Nabi Muhammad S.A.W

The shocked father of the boy has admitted that his son was spoilt, did not do Solat, and had a carefree way of life, having involved in different sins.
Ayah dari pemuda itu mengakui bahwa putranya telah melakukan kesalahan, tidak sholat dan bergaya hidup bebas serta terlibat dengan berbagai perbuatan dosa lainnya. 

Each died person comes across tests in the tomb for exception Shahids who died in Jihad on the way of Allah. This is first terrible test which the person comes across before the Doomsday
Setiap orang yang meninggal akan menjalani sejumlah ujian di dalam kubur kecuali para Shuhada yang meninggal dalam jihad di jalan Allah. Ini adalah ujian pertama yang akan dijalani setiap orang sebelum Hari Kiamat.

In Hadis of Prophet Muhammad (s.a.w) :
After the death the spirit of died person will return to a body then two Angels will come, Munkar and Nakir, and will ask: "Who is your Lord?" he will answer: "my Lord - Allah ". Then they will ask: "What is your religion?" he will answer: "My religion - Islam". Then they will ask him: "Who that person who has been sent to you?" he will answer: "He is the Prophet of Allah ". Then they will ask him: "How do you know?" He will answer: "I read the Book of Allah and trusted Him
And then from heavens the voice will come: "My Slave has told the truth, lay it to bed from Paradise and open the Gate of Paradise " - then it will be full of pleasure and he begins to feel paradise pleasure, and his tomb becomes spacious, that eyes can reach
Hadits Nabi Muhammad SAW :
Arwah/ruh orang yang telah meninggal akan kembali ke jasadnya kemudian dua malaikat akan datang, Munkar dan Nakir, dan akan bertanya, “Siapa Tuhanmu ?” ia menjawab, “Tuhanku – Allah”. Kemudian mereka akan bertanya, “Apa agamamu ?” ia akan menjawab, “Agamaku – Islam” Kemudian mereka akan bertanya kepadanya, ”Siapa orang yang telah dikirimkan kepadamu ?” ia menjawab, “Dia adalah Rasulullah”. Kemudian mereka bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu tahu?”. Ia menjawab, “Saya membaca Kitab Suci Allah dan mempercayaiNya.”
Kemudian ada suara dari surga yang berkata : “Umatku telah mengatakan yang sebenarnya, baringkan dia pada pembaringan dari surga dan buka Pintu Surga” lalu akan penuh dengan kesenangan dan ia mulai merasakan kenikmatan surga dan kuburnya menjadi luas seluas mata memandang.

The Prophet of Allah Muhammad (s.a.w) said about the sinners. After the death the spirit of died person will return to the body then two Angels will come and ask, "Who is your Lord?" he will answer: "I do not know". Then they will ask: " Who that person who has been sent to you?" he again will answer: “I do not know" - and then from the sky the voice will come: "he told a lie, put him into a box from fire and open before it the Gate of a hell! "-then it will be captured with heat of the hell, and his tomb becomes narrow and the edges will be compressed.
Rasulullah saw bersabda tentang orang-orang yang berbuat dosa. Setelah kematiah, ruh dari orang yang meninggal akan kembali kepada jasadnya lalu dua malaikat akan datang dan bertanya, “Siapa Tuhanmu ?” ia akan menjawab, “Saya tidak tahu.” Kemudian mereka akan bertanya, “Siapa orang yang telah dikirmkan kepadamu ?” ia kembali akan menjawab, “Saya tidak tahu.” Dan kemudian dari langit akan terdengar suara, “Ia berkata bohong, masukan dia dalam sebuah kotak dari api dan bukakan sebelumnya Pintu Neraka” kemudian dia akan merasakan panasnya neraka dan kuburnya menjadi pendek serta sempit.
 
In Hadis it is also said, that Angels will severely beat the sinners during interrogation in the tomb and this torture will be awful. It is informed also, that our Messenger (s.a.w) supplicated to Allah to protect Him from tortures of a tomb and asked other people to do so.
Dalam suatu hadis juga disebutkan bahwa malaikat akan beberapa kali memukul orang yang berdosa selama interogasi di dalam kubur dan siksaan ini akan sangat menyakitkan. Diberitahukan juga bahwa Rasulullah dijamin oleh Allah dari siksa kubur dan ……….
 
The history of 18-year old young men is a sign for believers and this is only next fairy tale for whom hearts are sealed by Allah. They look and do not see, listen and do not hear?
Riwayat pemuda berumur 18 tahun adalah suatu tanda bagi yang percaya dan ini hanya merupakan kisah bagi orang-orang yang hatinya ditutup oleh Allah. Mereka melihat tapi tidak menyaksikan, mendengar tapi tidak menghiraukan.
 
This story was translated from other language into English. That’s why I apologize in advance for mistakes.